Selamatmembaca serta menyanyikan lirik lagu Sakura yang dibawakan oleh Trio Pelor. Dukung terus penyanyi idolamu untuk terus berkarya dengan cara tidak mendownload ataupun mengunduh lagu yang mereka miliki secara ilegal. Sebagai gantinya kamu dapat mendengarkan lagu mereka melalui layanan-layanan streaming online seperti Youtube, Spotify dan Joox. LIRIKLAGU : Pintar Pelajaran Hakama : Pakaian Tradisional Negeri Sakura Perpustakaan Cyber (4/3/2015) - Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai keragaman budaya. Hal ini tercermin dari beberapa alat budaya yang dimilikinya, mirip bunga kebanggaan, makanan, dan pakaian tradisional masyarakatnya. Liriknyamenggambarkan kondisi di luar rumah yang saljunya turun lebat hingga menutupi gunung, ladang, dan pepohonan. Anak-anak pun berharap esok hari cerah supaya bisa berlarian keluar rumah. Alat Musik Tradisional yang Unik Saat membahas lagu tradisional Jepang rasanya kurang lengkap kalau tidak mengulas alat-alat musik tradisionalnya juga. Kalodi Negri Sakura sono kalo buat boneka teru-teru biasanya sambil nyanyi lagu yang diatas itu tuh,,judulnya TERU-TERU BOZU, jangan tanya kenapa judulnya bukan Teru-Teru no Uta karena gua juga belon tau. Teru-Teru Bozu dikatakan sebagai "Warabe Uta". Warabe uta (童 歌) Adalah lagu-lagu tradisional Jepang, mirip dengan lagu anak-anak. Penjelasan"Uta" Uta (lagu) adalah kosakata bahasa Jepang yang termasuk ke dalam golongan meishi (kata benda).Uta digunakan secara umum untuk menyebutkan lagu, baik lagu tradisional Jepang (khususnya tanka), maupun lagu modern.. Dalam kamus bahasa Jepang, uta dideskripsikan sebagi musik yang memiliki lirik. Sebagai tambahan, selain diartikan "lagu", uta juga bisa diartikan "puisi Liriklagu ARASHI - Sakura rilisnya udah lama banget cuy = = gomen ya , hiatus sih bukan karna cape atau banyak kegiatan sih.. ini blog tentah jepang oi --btw tentang lagu ini rilisnya udah lama. maaf karna telah mentelantarkan musik jepang --" btw lagu ini asik banget ternyata. penuh dengan nada yang aneh dan ga nyambung #mungkin bagi 8NnNaGj. Lagu Tradisional Jepang - Sakura Sakura + Terjemahan Bahasa Indonesia Konnichiwa Mina San! Perkenalkan namaku Yoga, ini adalah pertama kali ku belajar membuat blog. Hari ini aku akan membagikan satu lagu tradisional yang berasal dari jepang, berjudul " Sakura Sakura ". Lagu ini menggambarkan musim dimana bunga sakura tumbuh yaitu musim semi. Lagu ini popular sejak zaman Edo dan Meiji dan pernah dipilih untuk Nihon no Uta Hyakusen atau koleksi lagu Jepang. Sumber Wikipedia Nah, karena kita sudah tau secara garis besar tentang lagu ini. Langsung saja masuk ke lirik lagu. Aku akan membagikan dua versi lirik yaitu versi Jepang romaji dan versi Indonesia. Romaji Indonesia Sakura Sakura Sakura Sakura Noyama mo sato mo Di pegunungan dan desa Mi watasu kagiri Sejauh mata memandang Kasumi ka kumo ka Kabut atau ataukah awan? Asahi ni niou Aroma di pagi hari Sakura Sakura Sakura Sakura Hana zakari Bunga mekarlah Sakura Sakura Sakura Sakura Yayoi no sora wa Sepanjang langit musim semi Mi watasu kagiri Sejauh mata memandang Kasumi ka kumo ka Kabut ataukah awan? Nioi zo izuru Aroma yang bertebaran Izaya izaya Cepatlah cepatlah Mi ni yukan Pergi tuk memandang Sakura Sakura Youtube Sekian yang dapat aku bagikan semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan Bila ada kesalahan mohon dimaafkan. それでは、またね~ Kikoete kuru yo Sakura hirahira maiorite ochite Yureru omoi no take wo dakishimeta Kimi no haru ni negaishi ano yume wa Ima mo miete iru yo Sakura maichiru Kaki kaketa tegami ni wa "Genki de iru yo" to Chiisana uso wa misukasareru, nee? Meguri yuku kono machi mo Haru wo ukeirete Kotoshi mo ano hana ga tsubomi wo hiraku Kimi ga inai hibi wo koete Atashi mo otona ni natte iku Kouyatte subete wasurete iku no ka na? "Hontou ni suki dattan da" Sakura ni te wo nobasu kono omoi ga Ima haru ni tsutsuma rete iku yo Sakura hirahira maiorite ochite Yureru omoi no take wo dakiyoseta Kimi ga kureshi tsuyoki ano kotoba wa Ima mo mune ni nokoru Sakura maiyuku Sakura hirahira maiorite ochite Yureru omoi no take wo dakishimeta Tooki haru ni yume mi shi ano hibi wa Sora ni kiete iku yo Sakura hirahira maiorite ochite Haru no sono mukou e to aruki dasu Kimi to haru ni chikai shi kono yume wo Tsuyoku mune ni daite Sakura maichiru ~English~ {Cherry Blossom} Cherry blossom is fallin' and dancing in the air Hugging my vibrating feelin' Dreams that we dreamed in that spring Until now I'm still can see it Cherry blossom is dancing From the train I can see Something from my past The big bridge that we passed together At the time of graduation arrived You left this town In the riverside that full of colour, I was searching at the day The spring is over And we take the separate way My future is fully developed But filled me with fear At the window of Odakyuu's train Cherry blossom is reflected once again Your voice in my heart Is audible by me Cherry blossom is fallin' and dancing in the air Hugging my vibrating feelin' Dreams that we dreamed in that spring Until now I'm still can see it Cherry blossom is dancing I'm writing my letter for you That says, "I'm fine" But you know it's a lie, right? Time has passed, and also this town, Enter the spring This year the petals will open again Every time I through day by day without you I'm going to grow up and become mature Will I forget everything? "Actually I like you" My hands hold the cherry blossom Now my love is wrapped by the spring Cherry blossom is fallin' and dancing Hugging my vibrating feelin' Until now, the encouragement words that you have given to me Stored in my heart Cherry blossom is dancing Cherry blossom is fallin' and dancing Hugging my vibrating feelin' The spring days away that I dreamd Disappeared into the sky Cherry blossom is fallin' and dancing I'm walkin' forward whatever that waitin' me after the spring My promise to you in the spring at the time I'll hold it in my chest Cherry blossom is dancing ~Indonesia~ {Bunga Sakura} Bunga sakura berjatuhan dan menari-nari di udara Memeluk perasaanku yang bergetar Mimpi yang kita impikan di musim semi kala itu Hingga kini aku masih bisa melihatnya Bunga sakura menari-nari Dari kereta api aku bisa melihat Sesuatu sari masa laluku Jembatan besar yang kita lewati bersama Di waktu kelulusan tiba Kau meninggalkan kota ini Di tepi sungai yang penuh warna, aku mencari di hari itu Musim semi berakhir Dan kita menempuh jalan yang terpisah Masa depanku berkembang sepenuhnya Tapi memenuhiku dengan ketakutan Di jendela kereta Odakyuu Tahun ini, bunga sakura terpantul sekali lagi Suaramu di dalam hatiku Terdengar olehku Bunga sakura berjatuhan dan menari-nari di udara Memeluk perasaanku yang bergetar Mimpi yang kita impikan di musim semi kala itu Hingga kini aku masih bisa melihatnya Bunga sakura menari-nari Aku menulis suratku padamu Yang berkata, "Aku baik-baik saja" Tapi kau tahu itu bohong, kan? Waktu pun berlalu, dan juga kota ini, Memasuki musim semi Tahun ini kelopak bunga akan terbuka lagi Setiap kali ku melalui hari-hari tanpamu Aku akan tumbuh dan menjadi dewasa Apakah aku akan melupakan segalanya? "Sebenarnya aku menyukaimu" Tanganku menggenggam bunga sakura Sekarang cintaku dibungkus musim semi Bunga sakura berjatuhan dan menari-nari di udara Memeluk perasaanku yang bergetar Hingga kini, kata-kata penyemangat yang kau berikan padaku Tersimpan di dalam hatiku Bunga sakura menari-nari Bunga sakura berjatuhan dan menari-nari di udara Memeluk perasaanku yang bergetar Hari-hari musim semi jauh yang kuimpikan Menghilang menuju ke langit Bunga sakura berjatuhan dan menari-nari di udara Aku berjalan maju apapun yang menungguku setelah musim semi Janjiku padamu di musim semi saat itu Akan kugenggam erat di dadaku Bunga sakura menari-nari ABSTRAK Skripsi ini membahas sifat naturalis orang Jepang yang tecermin dalam lirik-lirik lagu Jepang populer melalui penggunaan istilah sakura sebagai simbol. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu mengumpulkan lirik-lirik lagu sebagai data utama dan data-data lain yang relevan terhadap penelitian dan kemudian dianalisis dengan teori. Sedangkan teori yang digunakan dalam bab analisis adalah teori yang dikemukakan oleh Nakamura Hajime dalam bukunya yang berjudul Nihonjin no Shiih?h?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Jepang dewasa ini masih menanamkan sifat naturalis yang tecermin dalam lirik-lirik lagu Jepang populer. Kata kunci naturalisme, lirik lagu Jepang populer, sakura. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam. Kehidupan mereka selalu berkaitan dengan alam. Bagi mereka, alam merupakan sesuatu hal yang penting dan harus dihargai. Sikap menghargai alam ini merupakan karakteristik yang khas dari kebudayaan masyarakat Jepang. 1 Sikap ini berada dalam pemikiran orang Jepang berupa penilaian dan pemahaman terhadap berbagai gejala alam yang mengitari kehidupan mereka dan sebagai bagian dari pengalaman hidup mereka. Karakter orang Jepang yang mencintai alam ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nakamura Hajime 1911-1999, yaitu seorang pakar dalam Buddhisme Jepang dalam bukunya yang berjudul Nihonjin no Shiih?h?. Ia mengatakan bahwa Nihonjin wa, ooku shizen wo aishi, akogareta. Karera wa ifuku no moy? ni kach?kusaki wo kaki, ry?ri wa dekirudake shizen no mama no katachi wosonch?suru. Jy?ky? ni tsuitemitemo, tokonoma ni ikebana ya bonsai wo oki, fusuma ni mo shibashiba kansona kach? wo kaku. Terjemahan Orang Jepang sangat mencintai dan mengagumi alam. Mereka menghiasi baju mereka dengan hiasan bergambar bunga, burung dan rerumputan dan dalam masakan sedapat mungkin menghargai bentuk alami yang apa adanya. Di tempat tinggal pun mereka menempatkan ikebana dan bonsai di dalam tokonoma suatu ruangan kecil di dalam kamar dan melukis gambar bunga dan burung yang sederhana di pintu geser yang disebut dengan fusuma. Pernyataan Nakamura di atas mencerminkan bahwa kebudayaan mereka tidak terlepas dari alam dan diekspresikan sebagaimana adanya. Orang Jepang memberikan dekorasi, baik pada kimono maupun pada fusuma dengan motif alam, seperti sakura, bambu dan daun momiji. Makanan yang disajikan pun dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai benda-benda alam dan diwarnai sealami mungkin. Musim, yang juga bagian dari alam, merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh orang Jepang. Musim di Jepang terdiri atas empat musim, yaitu haru musim semi, natsu musim panas, aki musim gugur dan fuyu musim dingin. Musim telah mempengaruhi kehidupan orang Jepang sehari-hari. Mereka selalu mengadakan bunkasai festival di setiap musimnya. Begitu pula dengan motif pada peralatan makan, pakaian yang mereka kenakan dan bahkan bentuk wagashi kue khas Jepang selalu berganti mengikuti musim yang sedang bergulir. Hal ini merupakan sebagian dari bentuk apresiasidan rasa cinta mereka terhadap alam, khususnya musim. Hubungan orang Jepang terhadap alam ini erat kaitannya dengan adanya suatu paham. Paham ini disebut dengan naturalisme atau dalam bahasa Jepang disebut dengan shizenshugi Menurut Kamus Bahasa Jepang K?jien, naturalisme adalah Shizenshugi subete wo shizen ni kaeshi, shizen ni makaseru tachiba. 1. tetsu busshitsutekishizen wo yuiitsu mata wa konpon no genri tominashi, seishingensh? wo mo fukumete issai no gensh?. Katei wo, kono y?na shizen no shosan to kangaeru tachiba. … 2. bungakude, ris?ka wo okonawazu, sh?aku, samatsuna mono wo imazu, genjitsu wo tada aru ga mama ni utsushitorukoto wo mokuhy? to surutachiba. ………….. marukusushugi nado no keijitsuron ni oite …. ? riarizumu. Terjemahan Naturalisme suatu pandangan bahwa semuanya terpulang pada alam dan semuanya diserahkan kepada alam. 1. filsafat Pemikiran yang berporos kepada proses dan fenomena termasuk di dalamnya fenomena spiritual melihat hal ini sebagai prinsip dasar. 2. Pandangan naturalisme dalam kesusastraan, bertujuan untuk mengemukakan sesuatu apa adanya, tidak menuntut sesuatu yang ideal dan tidak meremehkan atau menyepelekan sesuatu. … Di dalam teori kesenian, marksisme…. ? realisme. Orang Jepang menghargai sesuatu yang bersifat alami. Nakamura Hajime, seorang filsuf Jepang yang banyak melakukan penelitian tentang kebudayaan Jepang ditinjau dari sudut pandang agama Buddhanya, mengemukakan bahwa orang Jepang memandang dunia fenomena sebagai sesuatu yang mutlak. Mutlak adalah ada dan alam merupakan hal yang mutlak. Oleh sebab itu, mereka memandang dan mengakui keberadaan alam sekitar sebagai sesuatu yang mutlak. Pandangan orang Jepang bahwa fenomena alam adalah mutlak telah mengakar kuat dalam tradisi orang Jepang. 4 Orang Jepang juga menghargai sifat alamiah manusia. Mereka beranggapan bahwa keinginan atau sifat manusia sebagai sesuatu yang alami dan bersifat mutlak. 5 Keinginan manusia untuk naik pangkat, menjadi kaya, mengkonsumsi daging dan minum minuman keras atau bahkan ingin melakukan seks sebelum menikah, tidak dipermasalahkan di dalam ajaran Buddha Jepang. Semua semata-mata karena hal ini dianggap sebagai bagian dari kealamian manusia Masyarakat Jepang memiliki hubungan erat dengan alam termasuk isinya yang berupa tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan hidup bersama-sama dengan manusia di muka bumi ini. Manusia dengan alam memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, alam adalah mitra yang sejajar di dunia ini. Iwao Matsuhara mengemukakan bahwa masyarakat Jepang memperlakukan alam sama seperti mereka memperlakukan sesama manusia. Keindahan alam yang ada merupakan hasil dari perbuatan manusia yang menjunjung tinggi alam. Hubungan yang dekat antara manusia dengan alam ini dapat menyebabkan alam di negeri Jepang dipandang sangat indah. 6 Orang Jepang juga mengadakan upacara pemakaman bagi hewan peliharaan mereka yang mati atau dalam bahasa Jepang disebut dengan petto sougi. Dengan perlakuan seperti ini, maka tidak mengherankan alam yang dijunjung tinggi ini dapat berkembang biak dan tumbuh dengan indah. Kedekatan orang Jepang dengan alam menimbulkan rasa kagum dan cinta terhadap alam. Rasa kagum dan cinta ini banyak dituangkan ke dalam kesenian dan kebudayaan Jepang. Dengan demikian, kesenian Jepang mencerminkan betapa orang Jepang sangat mencintai alam. Nakamura berpendapat bahwa kecintaan orang Jepang terhadap alam juga digambarkan melalui karya-karya sastra mereka. Penyair-penyair Jepang kerap kali mengangkat tema mengenai alam dalam puisi-puisi mereka. Ia memberi contoh haiku, yaitu puisi pendek yang terdiri dari 17 mora suku kata, yang isinya tidak mungkin terlepas dari Pada dasarnya lirik lagu adalah sebuah puisi. Definisi lirik sebagaimana yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karya sastra atau puisi yang berisi curahan perasaan Mengacu pada definisi ini, dapat dikatakan lirik lagu adalah puisi atau syair yang menggambarkan curahan perasaan penggubah dalam lagu. Lirik lagu Jepang berkaitan dengan kejadian yang dialami dan dirasakan oleh orang Jepang; seperti mengenai perasaan cinta, baik itu senang karena jatuh cinta maupun sedih karena patah hati, perpisahan, persahabatan, kehidupan masyarakat dan hubungan anak-anak muda dalam hubungan romantis. Lirik-lirik ini tidak terlepas dari alam. Kejadian yang dialami dan dirasakan oleh penggubah lagu Jepang digambarkan dengan penggunaan istilah unsur alam sebagai simbol dalam liriknya. 9 Hiroshi Minami yang menganalisis lagu Jepang populer pada tahun 1990-an, mengatakan hal yang senada, yaitu There are many Japanese songs in which grammatical subject and humanrelational expressions are very ambiguous. The feelings and thoughts of the hero are expressed indirectly by descriptions of nature. 10 Terjemahan Banyak dari lagu Jepang yang pemakaian subjek gramatikal dan ekspresi untuk hubungan antar manusia sangat ambigu atau mengandung kedwiartian. Perasaan dan pandangan terhadap pahlawan seseorang yang disanjung diungkapkan secara tidak langsung melalui deskripsi tentang alam. Di antara unsur-unsur alam, yang menjadi topik bahasan dalam analisis lirik-lirik lagu di sini adalah istilah sakura. Bunga sakura disukai dan dikagumi oleh orang Jepang. Mekarnya bunga sakura, yaitu sekitar bulan Maret hingga bulan April, menjadi tanda datangnya musim semi. Pohon sakura tumbuh subur di Jepang dan memiliki ratusan jenis varietas. Jenis bunga sakura yang paling terkenal adalah jenis somei yoshino. Orang Jepang selalu menyempatkan diri untuk melakukan ohanami setiap musim semi. Ohanami merupakan suatu acara penyambutan mekarnya bunga sakura pada musim semi di Jepang. Ohanami telah dilakukan sejak zaman Heian oleh kalangan bangsawan untuk menikmati mekarnya bunga sakura. Kini orang Jepang melakukan ohanami dengan berkumpul bersama keluarga, teman, dan rekan kerja di bawah pohon sakura sambil makan makanan yang telah mereka bawa, seperti bent? nasi kotak, onigiri nasi kepal, dan dango kue bulat yang terbuat dari ketan. Mereka juga merayakannya dengan minum sake, bernyanyi-nyanyi dan ada juga yang membaca puisi. Selain itu, mereka juga menikmati sejuknya angin musim semi yang berhembus di antara pepohonan sakura. Keindahan bunga sakura menjadi sumber inspirasi orang Jepang. Sakura banyak dijadikan obyek dalam lukisan dan foto. Sakura pun dijadikan motif yang tertera mulai dari kimono, saputangan, peralatan dapur, kertas dinding hingga makanan. Pada saat musim semi, bunga sakura bermekaran memenuhi jalanan, taman dan pegunungan di Jepang, menambah semarak pemandangan alam Jepang. Bunga sakura merupakan bunga nasional negara Jepang. Sebagaimana yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Jepang, koujien Korai, hana? to sh?serare, nihon ni kokka toshi, furuku wa ”hana” toieba sakura wo sashita. Terjemahan Sejak dahulu, selain disebut sebagai raja bunga dan menjadi bunga nasional Jepang, dulu, yang disebut dengan bunga selalu merujuk kepada bunga sakura. Mekarnya bunga sakura dianggap sebagai simbol awal dan akhir berbagai kegiatan. Di Jepang awal dan akhir kegiatan akademik adalah pada saat musim semi. Begitu pula akan menjadi awal dan akhir dari kegiatan bekerja seorang orang gajian. Selain itu, sakura menyimbolkan harapan akan kebahagiaan dan kemakmuran. Sejak zaman dulu, orang Jepang memulai masa cocok tanam padi pada saat musim semi yang bertepatan dengan mekarnya bunga sakura. Mereka memiliki anggapan bahwa bunga sakura yang mekar dengan baik menandakan benih-benih padi yang mereka tanam dapat dipanen dengan baik pula. Mekarnya bunga sakura dengan baik juga menandakan empat musim dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di setiap musimnya akan bergulir dan berjalan dengan baik selama satu tahun. Akan tetapi di sisi lain, sakura kerap kali diasosiasikan dengan kematian. 12 Simbol kematian ini berkaitan dengan gugurnya bunga sakura setelah mekar hanya sekitar seminggu, atau bahkan hanya beberapa hari saja. Stuart D. B. Picken mengemukakan Fallen cherry blossoms floating on the water are a reminder of the fundamental Buddhist truth that perfection is unattainable because life is transient and all things are in an endless state of flux. 13 Terjemahan Bunga sakura yang telah gugur dan jatuh di atas permukaan air menjadi suatu gambaran akan dasar pemikiran Buddha bahwa kesempurnaan tidak dapat dicapai karena kehidupan ini berlangsung hanya sementara dan semua hal terus berubah-ubah. Mekarnya bunga sakura dalam waktu singkat ini menyimbolkan muj? atau ketidakabadian. Muj? merupakan salah satu ajaran agama Buddha dan menjadi salah satu inti pemikiran di dalam budaya Jepang. Puisi Jepang banyak yang mengeksperesikan kehidupan yang tidak Lirik lagu yang akan menjadi bahan analisis dalam skripsi ini diambil dari lirik-lirik lagu Jepang populer. Lirik-lirik ini termasuk bagian dalam lagu populer yang lagu-lagu ini merupakan salah satu bentuk budaya pop atau budaya populer yang berkembang di Jepang. Menurut John Clammer, istilah budaya populer dalam bahasa Jepang adalah taishu bunka atau budaya massa. Pengertian ini mengacu kepada budaya yang menyebar luas ke masyarakat sebagai kelompok massa. 15 Budaya populer Jepang meliputi berbagai macam bidang, seperti seni, olahraga, teknologi dan musik. Hasilnya dapat dilihat dari belasan judul film anime atau animasi yang ditayangkan tiap minggu, seperti sirkulasi ratusan ribu eksemplar manga atau buku komik per bulan, puluhan dorama atau drama televisi dan juga jutaan keping album musik populer Jepang yang terjual. Musik populer Jepang disebut dengan kay?kyoku mulai berkembang di Jepang pada tahun Jenis musik ini merupakan perpaduan unsur-unsur musik Barat dan bernuansa Jepang modern. Unsur dari barat adalah penggunaan alat musik dari barat, seperti gitar listrik, piano, drum, dsb. Walaupun banyak mengambil unsur dari barat, masih ada juga unsur Jepang yang digunakan. Selain penggunaan bahasa Jepang yang dominan di dalam liriknya, ada juga penggunaan alat-alat musik tradisional Jepang seperti shamisen dan koto, sebagai alat musik tambahan. Kay?kyoku memiliki beberapa karakteristik, yaitu 1 komposer dan penulis lirik adalah orang yang terkenal; 2 lagunya banyak disebarluaskan melalui media massa, seperti televisi, radio, rekaman; 3 rata-rata jangka waktu periode ketika lagu tersebut sering didengar melalui media massa dan dijual rekamannya terbilang pendek, biasanya hanya beberapa Kay?kyoku terdiri dari enka18 , J-pop Japan pop, new music 19dan gunka20 . Kay?kyoku berkembang pesat dan menjadi kegemaran masyarakat tidak hanya di dalam negeri dan daerah Asia, melainkan hingga sampai ke Amerika, Eropa bahkan Amerika Latin. Lagu-lagu Jepang ini yang merupakan produk dari kebudayaan massa menandakan bahwa lagu-lagu ini populer, khususnya di kalangan anak muda Jepang. Lirik-lirik lagunya pun termasuk menjadi suatu hal yang dikonsumsi secara massal. Selain menyanyi, anak-anak muda Jepang ini juga menggubah lirik lagunya. Dalam lirik lagu mereka, alam tak luput dari perhatian mereka untuk dituangkan ke dalamnya. Perasaan mereka dituangkan dan diungkapkan melalui simbol dari unsur alam dalam lirik-lirik lagu Jepang populer. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Jepang yang hidup dalam alam lingkungan modern dewasa ini masih bersifat naturalis dalam kehidupan mereka yang tecermin dalam lirik lagu populer. Untuk memesan judul-judul SKRIPSI / TESIS atau mencari judul-judul yang lain silahkan hubungi Customer Service kami, dengan nomor kontak AS atau BBM 5E1D5370

lirik lagu tradisional jepang sakura