6Cara Budidaya Tanaman Pangan dan Jenis-jenisnya Lengkap. By Kakakid Posted on January 17, 2022. Budidaya Tanaman Pangan - Budidaya tanaman pangan berarti penanaman tanaman yang dapat menjadi sumber yang menghasilkan karbohidrat dan protein yang nantinya dapat dikonsumsi sendiri atau dijual sebagai mata pencaharian bagi petani. KWUBUDIDAYA TANAMAN HIAS. 1. BAB 3 Budidaya dan wirausaha tanaman hias Nama : Tika fatmala Kelas : x keperawatan. 2. A. Mengenal produk budidaya tanaman hias 1. Jenis tanaman hias Tanama hias adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk dekorasi. Tanaman hias dapat juga befungsi sebagai pelindung atau penutup tanah. 15 Konservasi lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah penurunan daya dukung lahan, menghindari erosi dan terbawanya unsur hara lahan, sehingga dapat melestarikan kualitas tanah dan tingkat kesuburannya; 16. Standar yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Tanaman Biofarmaka yang Baik ada tiga kelompok, yaitu: • Wajib yaitu harus dilaksanakan. PEMILIHANLAHAN UNTUK PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER Prawidya Destarianto1,Shinta Bella Prasiwi2 1,2Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. sebutkanbeberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi budidaya tanaman. Search. Articles Register ; Sign In . davidsunandi123 @davidsunandi123. November 2020 1 11 Report. sebutkan beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi budidaya tanaman Cari tempat yang tidak terlalu kering. Cari tempat yang sesuai untuk menanam tanaman yang kita SebutkanCara Merancang Budidaya Tanaman Pangan. Pelaksanaan dan evaluasi budidaya tanaman pangan 2. Makanan dan manusia adalah dua komponen yang saling berkaitan erat. Aneka Budidaya Tanaman Pangan Utama di Indonesia yang from daya sebagai negara agraris, di indonesia tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Manusia sudah barang tentu membutuhkan makanan setiap harinya rNEPP. Good morning sahabat, bagaimana kabarnya, semoga sehat dan selalu semangat untuk menjalankan aktifitas hari ini. Budidaya tanaman pangan membutuhkan lahan atau media tanam, bibit, nutrisidan air serta pelindung tanaman untuk pengendalian hama dan organisma lain sebagai sarana budidaya. Semua sarana budidaya harus sesuai dengan pedoman yang dibuat oleh pemerintah untuk menjamin standar mutu lokasi Pemilihan lokasi untuk budidaya tanaman pangan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut. - Penanaman pada lahan kering tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang RUTR dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah RDTRD. - Lokasi sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang akan diusahakan. Apabila peta pewilayahan komoditas belum tersedia, lokasi harus sesuai dengan Agro Ecology Zone ARZ untuk menjamin produktivitas dan mutu yang tinggi. - Lahan sangat dianjurkan jelas status kepemilikan dan hak penggunaannya. - Lahan harus jelas pengairannya. - Riwayat lokasi diketahui Riwayat lokasi dapat diketahui dengan mencatat riwayat penggunaan lahan Pemetaan lahan Sebelum melaksanakan usaha produksi tanaman pangan, dilakukan pemetaan penggunaan lahan sebagai dasar perencanaan rotasi/pergiliran pembibitan dan penanaman. Kesuburan lahan - Lahan untuk budidaya tanaman pangan harus memiliki kesuburan tanah yang cukup baik. - Kesuburan tanah yang rendah dapat diatasi melalui pemupukan, menggunakan pupuk organik dan/atau pupuk anorganik. - Untuk mempertahankan kesuburan lahan, dilakukan rotasi/pergiliran tanaman. Saluran drainase atau saluran air Saluran drainase agar dibuat, ukurannya disesuaikan kondisi lahan dan komoditas yang akan diusahakan. Konservasi lahan Lahan untuk budidaya tanaman pangan ialah lahan datar sampai dengan lahan berkemiringan kurang dari 30% yang diikuti dengan upaya tindakan konservasi. Untuk kemiringan lahan >30%, wajib dilakukan tindakan konservasi. Pengelolaan lahan dilakukan dengan tepat untuk mencegah terjadinya erosi tanah, pemadatan tanah, perusakan struktur, dan drainase tanah, serta hilangnya sumber hara tanah. Benih - Varietas yang dipilih untuk ditanam ialah varietas unggul atau varietas yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. - Benih atau bahan tanaman disesuaikan dengan agroekosistem budidayanya serta memiliki sertikat dan label yang jelas jelas nama varietasnya, daya tumbuh, tempat asal dan tanggal kedaluwarsa, serta berasal dari perusahaan/penangkar yang terdaftar. - Benih atau bahan tanaman harus sehat, memiliki vigor yang baik, tidak membawa dan atau menularkan organisme pengganggu tanaman OPT di lokasi usaha produksi. - Apabila diperlukan, sebelum ditanam, diberikan perlakuan seed treatment. Tanaman pangan dari kelompok serealia dan kacang-kacangan diperbanyak dengan menggunakan benih, sedangkan tanaman umbi-umbian diperbanyak dengan menggunakan stek. Benih adalah biji sebagai bagian regeneratif tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk pertanaman, sedangkan stek adalah bagian vegetatif tanaman yang dijadikan bahan perbanyakan tanaman. Benih yang digunakan harus bermutu baik yang meliputi mutusik, siologis, maupun mutu genetik. Sebaiknya benih yang ditanam diketahui nama varietasnya. Pupuk Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman atau lahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk terdiri atas dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti kompos atau pupuk kandang. Saat ini sudah tersedia berbagai pupuk organik yang siap pakai. Pupuk anorganik berasal dari bahan-bahan mineral, seperti KCL, Urea, dan TSP. Pupuk dapat digolongkan juga ke dalam 3 jenis pupuk a. Pupuk anorganik yang digunakan, yaitu jenis pupuk yang terdaftar, disahkan atau direkomendasikan oleh pemerintah. b. Pupuk organik, yaitu pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat _sik, kimia, dan biologi tanah. c. Pembenah tanah, yaitu bahan-bahan sintetis atau alami, organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat _sik kimia dan biologi tanah. Pemupukan diusahakan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak yang sekecil-kecilnya, serta memenuhi lima tepat tepat jenis, yaitu jenis pupuk mengandung unsur hara makro atau mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan memperhatikan kondisi kesuburan lahan; tepat mutu, yaitu harus menggunakan pupuk yang bermutu baik, sesuai standar yang ditetapkan; tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat; tepat dosis, yaitu jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran/rekomendasi spesik lokasi; tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan. Beberapa standar yang harus dipenuhi terkait dengan pupuk adalah sebagai berikut. Informasi ketersediaan pupuk a. Informasi stok pupuk di setiap wilayah selalu diperbaharui dan diinformasikan kepada pihak-pihak terkait untuk pembinaan lebih lanjut di tempat usaha produksi tanaman pangan. b. Dinas pertanian setempat agar berkoordinasi dengan produsen pupuk sebagai penanggung jawab dalam pengamanan ketersediaan pupuk dengan menginformasikan lokasi dan jadwal tanam di setiap wilayah. Penyimpanan pupuk penyimpanan pupuk harus bersih, aman, kering, dan di tempat tertutup. pupuk tidak disatukan dengan penyimpanan pestisida atau stok benih dan produk segar. Kompetensi dan penyuluh sangat dianjurkan mempunyai keahlian tentang pupuk dan pemupukan. cara pemupukan mengacu pada rekomendasi penyuluh yang ahli di bidangnya. Pencatatan a. Pencatatan tidak hanya untuk pemakaian pupuk, pada tetapi seluruh kegiatan usaha tani sehingga diketahui capaian pendapatan petani. b. Semua pemakaian pupuk sangat dianjurkan untuk dicatat. Catatan mencakup lokasi, tanggal pemakaian, jenis pupuk, jumlah pupuk, dan cara pemupukan. c. Khusus untuk pupuk, sangat dianjurkan petani menyimpan kwitansi pembelian pupuk dari kios yang bersangkutan, sebagai antisipasi terhadap peredaran pupuk palsu. Pelindung Tanaman Perlindungan tanaman, harus dilaksanakan sesuai dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu PHT, menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu kesehatan manusia, serta tidak menimbulkan gangguan dan kerusakan lingkungan hidup. Perlindungan tanaman dilaksanakan pada masa pratanam, masa pertumbuhan tanaman dan/atau masa pascapanen, disesuaikan dengan kebutuhan. Standar pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT 1. Tindakan pengendalian OPT dilaksanakan sesuai anjuran. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara yang lain dinilai tidak memadai. 2. Tindakan pengendalian OPT dilakukan atas dasar hasil pengamatan terhadap OPT dan faktor yang mempengaruhi perkembangan serta terjadinya serangan OPT. 3. Penggunaan sarana pengendalian OPT pestisida, agens hayati, serta alat dan mesin, dilaksanakan sesuai dengan anjuran baku dan dalam penerapannya telah mendapat bimbingan latihan dari penyuluh atau para ahli di bidangnya. 4. Dalam menggunakan pestisida, petani harus sudah mendapat pelatihan. Pestisida adalah pengendali OPT yang menyebabkan penurunan hasil dan kualitas tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung, namun efektif terhadap OPT yang menyerang. Pestisida terdiri atas pestisida hayati maupun pestisida buatan. Petisida yang digunakan harus pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian untuk tanaman yang bersangkutan. Penyimpanan pestisida pun harus memenuhi persyaratan sebagai berikut 1. Pestisida harus disimpan di tempat yang baik dan aman, berventilasi baik, dan tidak bercampur dengan material lainnya. 2. Harus terdapat fasilitas yang cukup untuk menakar dan mencampur pestisida 3. Tempat penyimpanan sebaiknya mampu menahan tumpahan antara lain untuk mencegah kontaminasi air. 4. Terdapat fasilitas untuk menghadapi keadaan darurat, seperti tempat untuk mencuci mata dan anggota tubuh lainnya, persediaan air yang cukup, pasir untuk digunakan apabila terjadi kontaminasi atau terjadi kebocoran. 5. Akses ke tempat penyimpanan pestisida terbatas hanya kepada pemegang kunci yang telah mendapat pelatihan. 6. Terdapat pedoman atau tata cara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dijangkau. 7. Tersedia catatan tentang pestisida yang disimpan. 8. Semua pestisida harus disimpan dalam kemasan aslinya. 9. Tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada pintu-pintu masuk. Risiko bahaya yang dimiliki oleh pestisida dilakukan dengan analisis residu pestisida 1. Analisis residu pestisida mengacu pada penilaian risiko. 2. Hasil analisis dapat ditelusuri kepada lokasi produk. 3. Pemerintah melakukan pengambilan contoh dan menganalisis residu, penanam dan pemasok pestisida mampu memberikan bukti hasil pengujian pestisida. 4. Laboratorium yang digunakan untuk analisis residu merupakan lembaga yang telah memperoleh akreditasi atau lembaga yang telah ditunjuk oleh menteri. Pengairan Setiap budidaya tanaman pangan hendaknya didukung dengan penyediaan air sesuai kebutuha n dan peruntukannya. Air hendaknya dapat disediakan sepanjang tahun, baik bersumber dari air hujan, air tanah, air embun, tandon, bendungan ataupun sistem irigasi/pengairan. Air yang digunakan untuk irigasi memenuhi baku mutu air irigasi, dan tidak menggunakan air limbah berbahaya. Air yang digunakan untuk proses pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan. Memenuhi baku mutu air yang sehat. Pemberian air untuk tanaman pangan dilakukan secara efektif,efisien, hemat air dan manfaat optimal. Apabila air irigasi tidak mencukupi kebutuhan tanaman guna pertumbuhan optimal, harus diberikan tambahan air dengan berbagai teknik irigasi. Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat di sekitarnya dan mengacu pada peraturanyang ada. Pengairan tidak boleh mengakibatkan terjadinya erosi lahan maupun tercucinya unsur hara, pencemaran lahan oleh bahan berbahaya, dan keracunan bagi tanaman serta lingkungan hidup. Kegiatan pengairan sebaiknya dicatat sebagai bahan dokumentasi. Penggunaan alat dan mesin pertanian untuk irigasi/penyediaan air dari sumber, harus memenuhi ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan dan dapat diterima oleh masyarakat. Sumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Budidaya tanaman pangan dilakukan pada hamparan lahan dengan teknik yang baik, sebab jika teknik yang digunakan tidak atau kurang baik maka hal tersebut akan mempengaruhi hasil atau keberhasilan dari usaha budidaya itu sendiri. Berikut akan kita coba pelajaran apa saja yang menjadi standar pengolahah lahan untuk budidaya tanaman pangan. Alat Serta Proses Budidaya Tanaman Pangan 1. Pengolahan lahan tanaman pangan. Lahan dikelola dengan memakai dua cara, yaitu dibajak dan juga dicangkul kemudian digemburkan lalu dihaluskan. Pembajakan dapat pula dilakukan dengan cara tradisional atapun dengan cara mekanis untuk menyiapkan lahan hingga siap untuk ditanaman. - Standar pengolahan lahan. lahan yang diolah harus bebas dari limbah beracun, pengolahan lahan atau media tanam harus baik agar struktur tanah menjadi gembur dan beraerasi dengan baik sehingga perakaran dapat berkembang dengan optimal, Pengolahan lahan tidak boleh menyebabkan erosi tanah, longsor, dan kerusakan SDA lainnya, Penyiapan lahan merupakan bagian integral dari upaya pelestarian sumber daya lahan dan sebagai tindakan sanitasi dan penyehatan lahan, Jika diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran, penanaman bahan organik, pembenahan tanah, dan atau teknik perbaikan kesuburna tanah. Penyiapan lahan bisa dilakukan secara manual ataupun dengn alat mesin pertanian, seperti mesin traktor untuk menggemburkan tanah dan menghaluskan tanah. Proses dan Alat Budidaya Tanaman Pangan 2. Persiapan benih dan penanaman tanaman pangan. Benih yang hendak ditanam dan sudah disiapkan sebelum penggarapan lahan biasanya ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemalan, kecuali untuk budidaya padi dilahan persawahan. Benih yang memiliki vigor sifat benih yang baik serta teknik tanamnya sangat dianjurkan agar sesuai dengan jarak tanam. Benih ditaman dengan cara ditugal pelubangan pada tanah. - Standar penanaman benih tanaman pangan. Penanaman dilakukan dengan mengikuti teknik budidaya yang dianjurkan dalam hal jarak tanam dan kebutuhan benih perhektar yang disesuaikan dengan persyaratan spesifik bagi setiap jenis tenaman, varietas dan tujuan penanaman. Penanaman dilakukan pada musim tanam yang tepat sesuai dengan jadwal tanam dan manajemen produksi tanaman yan gbersangkutan. Disaat penanaman, dilakukan antisipasi agar tanaman tidak menderita kekeringan, kebanjiran, tergenang, atau faktor abiotik lainnya. Untuk serangan OPT pada daerah endemis dan oksplosif benih atau bahan tanaman dapat diberi perlakuan yang sesuai sebelum ditanam. Melakukan pencatatan tanggal penanaman pada buku kerja, untuk memudahakan pemeliharaan, penyulaman, pemanenan dan hal lainnya. 3. Pemupukan tanaman pangan. Tujuan dari pemukukan untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dilakukan setelah benih ditanam serta dapat diberikan secara sekaligus pada saat tanam dan dapat pula sebagian lagi beberapa minggu setelah tanam dan harus mengikuti standar pemupukan berikut ini. - Standar Pemupukan tanaman pangan. Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai kebutuhan, stdia tumbuh, dan kondisi lapangan yang tepat. Tepat dosis, yaitu takaran yang diberikan sesuai dengan anjuran atau rekomendasi spesifik lokasi. Tepat cara aplikasi, yaitu jenis pupuk yang sesuai, tanaman dan kondidi lapangan. Pemanfaatan pupuk pada tanaman pangan harus sesuai dengan dengan hasil analisis kesuburna tanah dna kebutuhan tanaman yang dilakukan oleh balai pengkajian teknologi pertanian setempat Penyemprotan pupuk cair tidak boleh meninggalkan rasidu zat-zat kimia berbahaya pada saat panen. Mengutamakan penggunaan pupuk organik yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi fisik tanah dan tidka boleh mengakibatkan terjadinya pencemaran air baku seperti waduk, telaga, empang atau sumber air. Tidak menggunakan limbah kotoran manusia yang tidka diberikan perlakuan. 4. Pemeliharaan tanaman pangan. Kegiatan pemeliharaan tanaman pangan meliputi penyulaman, penyiraman, pembubunan dan harus mengikuti standar pemeliharaan berikut ini. Tanaman pangan dipelihara sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal dan menghasilkan produk pangan dengan mutu tinggi. Dijaga dan dirawat agar terhindar dari gangguan ternak, binatang liar atau hewan lainnya. 5. Pengendalian OPT organisme perusak tanaman. Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan tingkat serangan yang dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan perstisida dengan cara yang tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat konsentrasi atau dosis, tepat waktu, tepat sasaran, serta tepat cara dan alat pengaplikasian. Proses dan Alat Budidaya Tanaman Pangan - Standar penggunaan pestisida pada tanaman pangan. Memenuhi standar atau kriteria tersebut diatas dan juga memenuhi ketentuan baku lainnya sesuai dengan pedoman penggunaan psetisida. Diupayakan agar seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen. Mengutamakan penggunaan estisida hayati, yang mudah terurai dan pestisida yang tidak meninggalkan residu pada hasil panen dan juga tidak berbahaya pada manusia serta ramah lingkungan. Menggunakan pakaian pelindung saat menggunakan pestisida atau aplikator pestisida. Pestisida tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup seperti biota tanah dan biota air. Pengaplikasian pestisida harus mengikuti aturan yang tertera pada label. Pestisida dengan residu berbahaya bagi manusia tidak boleh di aplikasikan menjelang panen dan saat panen. Melakukan pencatatatan penggunaan pestisida seperti nama pestisida yang digunakan, lokasi, tanggal aplikasi, naman distributor/kios, operator penyemprot, jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara aplikasinya. 6. Pasca panen dan panen tanaman pangan. Kegiatna panen merupakan tahap akhir dari serangkain kegiatan budidaya tanaman pangan yang kemudian memasuki masa pascapanen. - Standar Panen. Penen dilakukan pada umur yang tepat agar mutu hasil panen lebih optimal. Penentuan waktu panen mengikuti standar yang baku. Cara panen harus sesuai dengan standar, teknik, dan anjuran baku untuk setiap tanaman sehingga diperoleh mutu hasil panen yang baik, tidak rusak, dan tahan lama. Panen dilakukan dengan cara manual atau dengan mesin panen. Kemasan atau wadah yan digunakan diletakkan pada tempat yang aman untuk menghindari kontaminasi. Proses dan Alat Budidaya Tanaman Pangan - Standar pasca panen. Hasil panen disimpan pada tempat yang tidak lembab. hasil tanaman yang membutuhkan perontokan atau penggilingan dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan mesin pertanian. - Standar alat. Disediakan alat dan mesin petanian alsintas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pangan, meliputi alat panen dan alat pascapanen. Penggunaan alsintan alat dan mesin pertanian prapanen da pascapanen dilakukan secara tepat agar tidak berdampak terhadap pemadatan tanah, erosi tanah, longosan tanah, atau kerusakan tanah lainnya. Alat atua mesin pertanian dirawat dengan baik. Demikian penjelasan singkat tersebut diartas dan baca juga artikel terkait lainnya yang membahas tentang Jenis- Jenis Budidaya Tanaman Pangan. terimakasih. Sumber Prakarya-Kemendikbud_RI-2019. Budidaya tanaman pangan membutuhkan lahan atau media tanam, benih, nutrisi dan air, dan tanaman untuk mengendalikan hama dan organisme lain sebagai sarana budidaya. 1. Lahan Pemilihan lahan akan menentukan tingkat keberhasilan bisnis penanaman tanaman pangan. Akibatnya, pemilihan lahan harus dilakukan sejak awal. Pemilihan lahan meliputi a. Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi untuk budi daya tanaman pangan harus memenuhi ketentuan berikut. 1 Penanaman pada lahan kering tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang RUTR dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah RDTRD. 2 Lokasi sesuai dengan peta perwilayahan komoditas yang akan diusahakan. 3 Apabila peta perwilayahan komoditas belum tersedia, lokasi harus sesuai dengan Agro Ecology Zone ARZ untuk menjamin produktivitas dan mutu yang tinggi. 4 Lahan sangat dianjurkan jelas status kepemilikan dan hak penggunaannya. 5 Lahan harus jelas pengairannya. b. Riwayat Lokasi Diketahui Riwayat lokasi dapat diketahui dengan mencatat riwayat penggunaan lahan. c. Pemetaan Lahan Sebelum melaksanakan usaha produksi tanaman pangan, dilakukan pemetaan penggunaan lahan sebagai dasar perencanaan rotasi/pergiliran pembibitan dan penanaman. d. Kesuburan Lahan 1 Lahan untuk budi daya tanaman pangan harus memiliki kesuburan tanah yang cukup baik. 2 Kesuburan tanah yang rendah dapat diatasi melalui pemupukan, menggunakan pupuk organik dan/atau pupuk anorganik. 3 Untuk mempertahankan kesuburan lahan, dilakukan rotasi/pergiliran tanaman. e. Saluran drainase atau saluran air Saluran drainase agar dibuat. Ukurannya disesuaikan dengan kondisi lahan dan komoditas yang akan diusahakan. f. Konservasi lahan 1 Lahan untuk budi daya tanaman pangan, yaitu lahan datar sampai dengan lahan berkemiringan kurang dari 30% yang diikuti dengan upaya tindakan konservasi. 2 Untuk kemiringan lahan >30%, wajib dilakukan tindakan konservasi. 3 Pengelolaan lahan dilakukan dengan tepat untuk mencegah terjadinya erosi tanah, pemadatan tanah, perusakan struktur dan drainase tanah, serta hilangnya sumber hara tanah. 2. Benih Jenis benih juga sangat menentukan kualitas dan produktivitas dari usaha budidaya tanaman pangan yang dilakukan. Dengan demikian, harus diperhatikan beberap hal penting, seperti berikut. 1 Varietas yang dipilih untuk ditanam, yaitu varietas unggul atau varietas yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. 2 Benih atau bahan tanaman disesuaikan dengan agroekosistem budi dayanya serta memiliki sertifikat dan label yang jelas jelas nama varietasnya, daya tumbuh, tempat asal dan tanggal kedaluwarsa, serta berasal dari perusahaan/penangkar yang terdaftar. 3 Benih atau bahan tanaman harus sehat, memiliki vigor yang baik, tidak membawa dan atau menularkan organisme pengganggu tanaman OPT di lokasi usaha produksi. 4 Apabila diperlukan, sebelum ditanam, diberikan perlakuan seed treatment. Contoh benih tanaman pangan 3. Pupuk Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman atau lahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Pupuk terdiri atas dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti kompos atau pupuk kandang. Saat ini, sudah tersedia berbagai pupuk organik yang siap pakai. Pupuk anorganik berasal dari bahan-bahan mineral, seperti KCL, Urea, dan TSP. Pupuk dapat digolongkan juga ke dalam 3 jenis pupuk, yaitu 1 Pupuk anorganik yang digunakan, yaitu jenis pupuk yang terdaftar, disahkan atau direkomendasikan oleh pemerintah. 2 Pupuk organik yaitu pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 3 Pembenah tanah yaitu bahan-bahan sintetis atau alami, organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi diusahakan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak yang sekecil-kecilnya, serta memenuhi lima tepat 1 tepat jenis, yaitu jenis pupuk mengandung unsur hara makro atau mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan memperhatikan kondisi kesuburan lahan; 2 tepat mutu, yaitu harus menggunakan pupuk yang bermutu baik, sesuai standard yang ditetapkan; 3 tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat; 4 tepat dosis, yaitu Jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran/rekomendasi spesifik lokasi; 5 tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan. Contoh pupuk organik cair 4. Pelindung Tanaman Perlindungan tanaman dilaksanakan pada masa pratanam, masa pertumbuhan tanaman dan/atau masa pascapanen, disesuaikan dengan kebutuhan. Standar pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT sebagai berikut. 1 Tindakan pengendalian OPT dilaksanakan sesuai anjuran. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara yang lain dinilai tidak memadai. 2 Tindakan pengendalian OPT dilakukan atas dasar hasil pengamatan terhadap OPT dan faktor yang memengaruhi perkembangan serta terjadinya serangan OPT. 3 Penggunaan sarana pengendalian OPT pestisida, agens hayati, serta alat dan mesin, dilaksanakan sesuai dengan anjuran baku dan dalam penerapannya telah mendapat bimbingan/latihan dari penyuluh atau para ahli di bidangnya. 4 Dalam menggunakan pestisida, petani harus sudah mendapat pelatihan. 5. PengairanAir harus disediakan sepanjang tahun, apakah sumbernya adalah air hujan, air tanah, embun, waduk, bendungan, atau sistem irigasi / irigasi. Irigasi seharusnya tidak menyebabkan erosi tanah atau kehilangan unsur hara, zat-zat berbahaya mencemari tanah dan menyebabkan keracunan bagi tanaman dan lingkungan. Kegiatan irigasi harus dicatat sebagai dokumen. Penggunaan alat dan mesin pertanian untuk irigasi / pasokan air dari sumber harus mematuhi peraturan perundang-undangan dan diterima oleh masyarakat. If you're like most people, you probably want to have a healthy-looking lawn. Besides being a great place to spend time, lawns do many things they filter pollution, buffer temperatures, absorb water, and prevent soil from washing away. The best conditions for growing a lawn include even ground with a gentle slope and no low spots deep, fertile, well-aerated loamy soil with lots of organic matter, good drainage, and a slightly acidic pH to regular supply of water minimum of 6 hours of sunshine each day air temperature of 16 to 24°C moderate foot traffic You will probably not have these ideal conditions at all times, so you should be realistic about your goals for your lawn. Reducing your need to use pesticides starts with being practical about how you want your lawn to look. Planning a new lawn Before starting your lawn, do a site assessment. Consider how you intend to use your lawn for example, as a play area, then check the following depth of the topsoil soil type, fertility, pH, and organic matter content what insects, diseases, or weeds are already present See Lifecycle of a lawn to learn more about these things. You will also want to check to see if water drains well from the site there are any steep slopes there are any shady areas with less than 6 hours of sunshine Also consider how temperature, sunlight, and rainfall conditions affect your site. Your local garden centre can tell you about your region's climate and how it affects growing conditions. Prevention is the best approach for managing any potential pest problem. Your plan should include long-term changes, like improving drainage in wet areas or replacing grass in problem areas with other types of landscaping providing good soil with enough depth and organic matter choosing the right mixture of grasses for the conditions correctly identifying any problems Preparing the soil Before adding topsoil, it is important to prepare both the site and the existing soil Clear the soil of any debris branches, concrete, plastics, large stones. Loosen the existing soil if it is compacted. Correct the grade in areas that do not drain properly. If your house is new, heavy equipment may have compacted the subsoil in your yard. Grass needs 10 to 20 cm 4 to 8 inches of good quality topsoil to grow well. Work the new topsoil into the compacted layer to prevent drainage problems. A rototiller can be very helpful for this. Add any needed amendments to the soil to create good growing conditions Compost and peat moss add organic matter to the soil and tend to acidify your soil if added often or in large quantities. Compost acts as a fertilizer. Lime increases soil pH, and sulphur decreases it. Spread some starter fertilizer on your lawn. Starter fertilizer is high in phosphorus, which stimulates the growth and development of turfgrass roots. Check your soil analysis results and ask for advice at your garden centre. Firm up the soil with light rolling so that only light footprints appear when you walk on it. Choosing grass type Lawns in Canada consist mostly of cool season turfgrass, which have their main growth periods in the spring and fall. Kentucky bluegrass needs more sun especially in the morning than many other grasses. Fine fescues are more shade tolerant and will do well on sites with only 4 to 6 hours of sunlight each day, or only late day sunlight. Ryegrass is very tolerant of wear and is suitable for sport or play areas. Bentgrass species are not good for most home lawn situations because they are high maintenance. Some cool season grass varieties like tall fescues, fine fescues, perennial ryegrass may contain beneficial fungi called endophytes, and may be more resistant to some common insect pests. Lawns can include a mix of many different plants and grasses. A lawn made up of different grass species can tolerate a range of growing conditions and may be less vulnerable to pest damage than a lawn with only one grass variety. Having a variety of plant types may also prevent pest problems from spreading to the whole lawn. Your yard may be steep or heavily shaded by trees or buildings. These special conditions require different types of grass or ground covers. Where conditions are not suitable for a lawn, try growing other ground cover plants more adapted to the area. Your local nursery may be able to help you choose plants for your particular growing conditions. Choosing seed or sod Sod provides an instant lawn is more expensive than seeding needs daily watering to make sure it establishes well The sod varieties available in your area may not necessarily be the best for your site conditions. If you decide to use sod, get a few pointers from the supplier on how to lay down sod for best results. For large areas, you may want to have professionals lay the sod. Use a roller to press the sod for good sod-to-soil contact. Keep the new sod well-watered and don't walk on it while it's wet. Seed contains a greater variety of grass species than sod initially needs to be watered more and for a longer time than sod Grass started from seed can be more vulnerable to competition from other plants in its first year than at any other time. If you decide to use seed, choose the best possible seed mixture based on your site assessment. Seed in mid-August to early September. Weeds grow slowly in the early fall and will compete less with the newly germinated grass seed. Follow the directions for your seed mix. Your site conditions will determine how much seed to use. Note that germination decreases as the seed gets older. Spread the seed, then lightly rake and roll it. Water lightly and often to maintain even moisture on the seeds in the top layer. Avoid creating puddles. Maintaining what you've started Once your lawn is started, it is important to continue to maintain your lawn, and to deal with lawn problems right away. That way, you'll be able to enjoy a healthy, beautiful lawn for years to come! For more information 1. Lahan Budidaya Tanaman Pangan. a. Varietas yang dipilih untuk ditanam adalah merupakan varietas unggul atau varietas yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. b. Benih di sesuaikan dengan agroekosistem budidayanya serta memiliki sertifikat dan label yang jelas jelas nama, daya tumbuh, tempat asal dan tanggal kadaluarsanya, serta berasal dari perusahaan atau penangkar yang terdaftar. c. Benih harus sehat, memiliki vogor yang baik, tidak membawa dan atau menularkan organisme pengganggu OPT di lkasi usaha produksi. d. Apabila diperlukan, sebelum dilakukan penanaman, diberikan perlakukan seed tratment. Tanaman pangan dari kelompok serealia dan kacang-kacangan diperbanyak dengan menggunakan benih, sedangkan tanaman umbi-umbian diperbanyak dengan menggunakan stek. Beniih adalah biji sebagai bagian regeneratif tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk pertanaman, sedangkan stek adalah bagian vegetatif tanaman yang dijadikan bahan perbanyakan tanaman. Setiap benih yang digunakan harus bermutu baik yang meliputi mutu fisik, fisiologis, dan mutu genetik dan harus diketahui nama varietasnya. 3. Pupuk Budidaya Tanaman Pangan. Pemupukan harus diusahakan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan dampak yang sekecil-kecilnya, serta memenuhi lima 5 syarat tepat, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara aplikasinya. a. Tepat jenis, yaitu pupuk mengandung unsur hara makro atau mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan memperhatikan kondisi kesuburan lahan b. Tepat mutu, yaitu menggunakan pupuk yang bermutu baik, sesuai dengan standar yang ditetapkan. c. Tepat waktu, yaitu diaplikasikan atau diterapkan pada tanaman sesuai dengan kebutuhan, stadia tubuh tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat. d. Tepat Dosis, yaitu jumlah atau takaran yang diberikan sesuai dengan anjuran atau rekomendasi spesifik lokasi, dan e. Tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi lapangan. Terdapat pula beberapa standar yang yang harus dipenuhi terkait dengan penggunaan pupuk adalah sebagai berikut ini. a. Informasi ketersediaan pupuk. - Usaha stok pupuk disetiap wilayah selalu diperbarui dan diinformasikan kepada pihak-pihak terkait untuk pembinaan lebih lanjud di tempat usaha produksi tanaman pangan. - Dinas pertanian setempat agar berkoordinasi dengan produsen pupuk sebagai penaggung jawab dalam pengamanan ketersediaan pupuk dengan menginformasikan lokasi dan jadwal setiap wilayah. b. Penyediaan pupuk. - Tempat penyimpanan pupuk harus bersih, aman, kering, dan ditempat tertutup serta tidak disatukan dengan penyimpanan pestisida atau stok benih dan produk segar. c. Komposisi. Petani dan penyuluh pertanian sangat dianjurkan memiliki keahlian tentang pupuk dan pemupukan dan pengaplikasian cara pemupukan harus mengacu pada rekomendasi penyuluh yang ahli di bidangnya. d. Pencatatan. - Pencatatan tidak hanya untuk pemakaian pupuk, tetapi juga pada seluruh kegaitan usaha tani sehingga diketahui capaian pendapatan petani. - Semua pemakaian pupuk sangat dianjurkan untuk dicatat dengan mencakup pencatatan mengenai lokasi, tanggal pemakaian, jenis pupuk, jumlah pupuk, dan cara pemupukan. - Terkhusus untuk pupuk, ssangat dianjurkan kepada para petani menyimpan kwitansi pembelian pupuk dari kios yang bersangkutan, sebagai antisipasi terhadap peredaran pupuk palsu. 4. Perlindungan Tanaman. Perlindungan tanaman dilakukan pada masa pratanam, masa pertumbuhan, dan masa pascapanen, disesuaikan dengan kebutuhan. Perlindungan tanaman, harus dilaksanakna sesuai dengan sistem pengendalian hama terpadu PHT, menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu lingkungan hidup. Standar pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT. pengendalian OPT dilakukan sesuai anjuran. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir jika cara yang lain dinilai tidak berhasil. b. Tindakan pengendalian OPT dilakukan berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap OPT dan faktor yang mempengaruhi perkembangan serta terjadinya serangan OPT. c. Penggunaan sarana pengendalian OPT pestisida, agens hayati, serta alat dan mesin, dilakukan sesuai dengan anjuran baku dan pada penerapannya telah mendapat bimbingan atau pelatihan dari penyuluh pertanian atau para ahli di bidangnya. d. Dalam penggunaan pestisida oleh petani, para petani harus sudah mendapat pelatihan. Pestisida adalah pengendali OPT yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan hasil dan kualitas tanaman baik secara langsung ataupun secara tidak langsung, namun efektif terhadap OPT yang menyerang. Penyimpanan pestisida juga harus memenuhi standar persyaratan berikut ini. a. Pestisida disimpan di tempat yang baik dan aman, berventilasi , dan tidak satu tampat atau bercampur dengan material lainnya. b. Harus memiliki atau terdapat fasilitas yang cukup untuk menakar dan mencampur pestisida c. Tempat penyimpanan sebaiknya mampu menahan tumpahan, antara lain untuk mencegah kontaminasi air. d. Memiliki fasilitas untuk mengantisipasi keadaan darurat, seperti tempat untuk mencuci mata dan anggota tubuh lainnya, persediaan air yang cukup, pasir yang digunakan untuk mengantisipasi apabila terjadi kontaminasi atau terjadi kebocoran. e. Akses ke tempat penyimpanan pestisida terbatas hanya kepada pemegang kunci yang telah mendapat pelatihan. f. Memiliki pedoman atau tata cara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dijangkau seperti di dinding sekitar tampat penyimpanan pestisida. g. Memiliki catatan mengenai pestisida yang disimpan. h. Semua pestisida harus disimpan dalam kemasan aslinya. i. Rambu - rambu atau tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada pintu-pintu masuk. 5. Pengairan Budidaya Tanaman Pangan. Sebaiknya setiap budidaya tanaman pangan harus didukung dengan sistem pengairan yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. Air yang dimanfaatkan hendaknya dapat tersedia sepanjang tahun, baik yang bersumber dari air hujan, tanah, embun, tondon, bendungan, ataupun sistem irigasi. Air irigasi yang digunakan harus memenuhi mutu air irigasi, dan tidak menggunakan air limbah berbahaya dan begitu pula penggunaan air pada proses pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan harus sehat. Pengairan tidak boleh mengakibatkan erosi lahan maupun tercucinya unsur hara, pencemaran lahan oleh bahan berbahaya, dan keracunan bagi tanaman serta lingkungan hidup disekitarnya. Kegiatan pengairan sebaiknya dicatat sebagia bahan dokumentasi. Penggunaan alat dan mesin pertanian untuk irigasi, harus memenuhi ketentuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan dapat diterima oleh masyarakat. Demikian penjelasan singkat tersebut diatas dan terimakasih.

sebutkan standar pemilihan lahan untuk budidaya tanaman pangan