Jawabanpaling sesuai dengan pertanyaan Yang berikut ini tergolong sifat koligatif larutan kecuali.
SifatKoligatif Larutan. Apakah Anda mempunyai teman atau kerabat yang memiliki penyakit Hukum Raoult merupakan persamaan linear: Y = mX. Jika P larutan Na = 23; Cl = 35,5 m aka pernyat aan berikut benar, kecuali. A. diperlukan NaCl lebih dari 786 g B. larut an NaCl adalah elekt rolit kuat C. b ent uk m olekul air t et rahedral D
Berikutini merupakan sifat-sifat otot rangka, kecuali . a. berkontraksi cepat e. saraf. 3. Biseps dan trisep merupakan otot yang bekerja secara antagonis dan biseps bersifat berikut, kecuali . a. fleksor b. membengkokkan lengah bawah c. memiliki dua insertio Seorang siswa merendam tulang dalam larutan HCl, setelah 1 jam tulang
Olehsamhis setiawan Diposting pada 20 Juli 2022. Senyawa Polar Dan Non Polar - Pengertian, Ciri, Kovalen, Perbedaan, Sifat, Titik Didih, Contoh : Dalam hal ini untuk dapat membedakan kedua senyawa berikut ini yakni senyawa polar dan non polar yang dapat ditunjukan dari beberapa sisi yang diantaranya dari ciri senyawa, distribusi elektronnya
Mengamatihubungan antara sifat fisik dari larutan dan konsentrasi. Dan beberapa cara untuk menghitung konsentrasi. 13.5 Sifat koligatif Mengamati efek dari zat terlarut dalam larutan. Sifat fisik dari larutan hanya bergantung pada konsentrasi dan tidak bergantung pada sifat dasar dari penyusun larutan tersebut disebut dengan sifat koligatif.
SIFATKOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT - . disusun oleh: dwi meyliana (09303241045). titik didih Soal 3 Elektrolit berikut merupakan elektrolit kuat, kecuali. A. HNO3 B. Ba(OH)2 C. K2SO4 D. NH4OH E. NaCl Keluar Home. Anda Salah Ulang Soal 4 X KELUAR MENU.
hyBPEN.
P = P0 – PP = P0 . XAP = P0 . XBTb = Kb . mTf = Kf . m∏ = M . R . Ti = 1 + α n-1i = nP = P0 . XA . iTb = Kb . m . iTf = Kf . m . i∏ = M . R . T . i4 macam sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh P, kenaikan titik didih Tb, penurunan titik beku Tf, dan tekanan osmotik ∏. Berdasarkan jenis larutannya, 4 macam sifat koligatif larutan tersebut dibedakan menjadi sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan Macam Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit Dirumuskan Sebagai Berikut1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh PP = P0 – PP = P0 . XAP = P0 . XBKeteranganP = penurunan tekanan uap jenuh mmHgP0 = tekanan uap pelarut murni mmHgP = tekanan uap larutan mmHgXA = fraksi mol zat terlarutXB = fraksi mol pelarutContoh soal penurunan tekanan uap jenuh PSebanyak 18 gram glukosa C6H12O6 Mr = 180 dilarutkan dalam 180 gram air Mr = 18 pada suhu 290C, bila tekanan uap air pada suhu itu = 31,90 mmHg maka hitunglah Tekanan uap larutan Penurunan tekanan uap larutanPembahasanDiketahuigr C6H12O6 = 18 grMr = 180gr H2O = 180 grMr = 18T = 290CP0 = 31,90 mmHgDitanyakan P …? P ….?Jawabann C6H12O6 = 18/180 = 0,1 moln H2O = 180/18 = 10 molXH2O = n H2O / n H2O + n C6H12O6 = 10/10+1 = 0,99 P = XH2O . P0 = 0,99 x 31,90 mmHg = 31,581 mmHg P = P0 – P = 31,90 mmHg – 31,581 mmHg = 0,319 mmHg2. Kenaikan Titik Didih TbTb = Kb . mKeteranganTb = kenaikan titik didih 0CKb = tetapan kenaikan titik didih 0C/mm = molalitas larutan mContoh soal kenaikan titik didih Tb 8 gram C12H12O11 dilarutkan dalam 60 gram air. Mr C12H22O11 = 342, Kb air = 0, dan Tb air = 1000C. Hitunglah! Tb larutan Tb larutanPembahasanDiketahuigr C12H12O11 = 8 grgr H2O = 60 grMr C12H22O11 = 342Kb air = 0, air = 1000CDitanyakan Tb larutan …? Tb larutan …?Jawabanm C12H22O11 = gr/Mr x 1000/pm C12H22O11 = 8/342 x 1000/60 = 0,0234 x 16,67 = 0,39 Tb = Kb x m = 0,512 x 0,39 =0,20C Tb = Tb air + Tb = 1000C + 0,20C = 100,20C3. Penurunan Titik Beku TfTf = Kf . mKeteranganTf = penurunan titik beku 0CKf = tetapan penurunan titik beku 0C/mm = molalitas larutan mContoh soal penurunan titik beku TfJika 50 gram etilen glikol C2H6O2, Mr = 62 dilarutkan dalam 100 gram air. Hitunglah titik beku larutan tersebut! Kf air = 1,86PembahasanDiketahuigr C2H6O2 = 50 grMr C2H6O2 = 62gr H2O = 100 grKf H2O = 1,86Ditanyakan Tf larutan ….?Jawabanm C2H6O2 = gr/Mr x 1000/p = 50/62 x 1000/100 = 8,06Tf = Kf x m = 1,86 x 8,06 = 14,990CTf larutan = Tf air – Tf = 00C – 14,990C = -14,990C4. Tekanan Osmosis ∏∏ = M . R . TKeterangan∏ = tekanan osmosis larutan atmM = molaritas MR = tetapan gas 0,082 = suhu mutlak KContoh soal tekanan osmosis ∏Berapakah tekanan osmosis larutan laftalena dalam benzene yang mengandung 10 gram naftalena Mr = 128 tiap 1 liter larutan pada suhu 150C? R = 0,082 naftalena = 10 grMr naftalena = 128v benzene = 1 LT = 150CR = 0,082 ∏ ….?Jawabann naftalena = 10/128 = 0,078M = n/v = 0,078 mol/1L = 0,078 mo/LT = 150C + 273 = 288 K∏ = M x R x T = 0,078 x 0,082 x 288 = 1,84 atm4 Macam Sifat Koligatif Larutan Elektrolit Dirumuskan Sebagai BerikutSifat koligatif larutan elektrolit didasarkan pada peningkatan jumlah partikel dalam larutan elektrolit yang melibatkan faktor Van’t Hoff i.Faktor Van’t Hoff untuk larutan elektrolit lemah dirumuskan sebagai berikuti = 1 + α n-1Keterangani = faktor Van’t Hoffα = derajat ionisasin = jumlah ionSedangkan, Faktor Van’t Hoff untuk larutan elektrolit kuat dirumuskan sebagai berikuti = nKeterangani = faktor Van’t Hoffn = jumlah ion1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh PP = P0 . XA . i2. Kenaikan Titik Didih TbTb = Kb . m . i3. Penurunan Titik Beku TfTf = Kf . m . i4. Tekanan Osmosis ∏∏ = M . R . T . iBiar kamu lebih mudah memahami penerapan faktor Van’t Hoff pada sifat koligatif larutan, perhatikan contoh soal sifat koligatif larutan elektrolit berikut iniBerapakah faktor Van’t Hoff i dari larutan HF 0,1 M jika titik beku larutan -01970C Kf air = 1,860C kg/molPembahasanDiketahuim HF = 0,1 MTf larutan = -0,1970CKf air = 1,860C kg/molDitanyakan i ….?JawabanTf = Tf air – Tf larutan = 00C – - 0,197 = 0,1970CTf = Kf x m x i0,197 == 1,86 x 0,1 x ii = 0,197/0,186 = 1,06
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan22 Oktober 2021 1219Halo Ahmad G, semoga terbantu^^ Jenjang 12 SMA Topik Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan itu adalah suatu sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat zat terlarut tersebut. Untuk istilah koligatif sendiri, berasal dari bahasa latin, yaitu colligarae yang artinya bergabung bersama. Terdapat empat macam sifat koligatif larutan yaitu 1. penurunan tekanan uap larutan 2. penurunan titik beku 3. kenaikan titik didih, dan 4. tekanan osmotik. Oleh karena itu, yang tidak termasuk sifat koligatif larutan adalah kepekatan larutan.
Jakarta - Larutan adalah campuran homogen yang membentuk satu fasa. Fasa adalah sifat dan komposisi yang kurang lebih sama dari satu bagian dengan bagian lain di dekatnya. Sebagian besar larutan memiliki salah satu komponen dengan jumlah besar. Komponen yang lebih besar yaitu pelarut solvent dan komponen lainnya disebut zat terlarut solute.Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis dan ukuran zat terlarut, tetapi hanya pada jumlah partikel terlarut. Menurut E-modul Kimia Kelas 12 terbitan Kemendikbud, sifat koligatif larutan ada 4, yakni Penurunan tekanan uap ΔP Kenaikan titik didih ΔTb Penurunan titik beku ΔTf Tekanan osmotik πPenurunan Tekanan Uap ΔPTekanan uap pelarut akan turun jika pelarut ditambahkan zat = P0 - PΔP = P0. XtP = P0. XpXt = fraksi mol zat terlarutXp = fraksi mol pelarutP0 = tekanan uap jenuh pelarutPenurunan Titik Beku TfPenurunan titik beku adalah saat suhu beku larutan turun dari titik beku pelarutnya.Tf = T0f - TfLTf = iTf0 = titik beku pelarutTfL = titik beku larutanm = molalitas larutani = faktor Van't HoffKenaikkan Titik Didih TbTitik didih merupakan suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan uap. Salah satu sifat kolgatif larutan adalah saat titik didih larutan naik dari titik didih pelarutnya.Tb = TbL - Tb0Tb = m. titik didih pelarutTbL = titik didih larutanm = molalitas larutani = faktor Van't HoffTekanan Osmotik 𝞹Tekanan Osmotik adalah tekanan yang mempertahankan partikel zat pelarut agar tidak berpindah ke larutan yang berkonsentrasi lebih = = molaritas larutanR = tetapan umum gas 0,082 T = suhu larutani= faktor Van't Hoff4 sifat kolgatif larutan dapat kamu hitung dengan rumus yang sudah dijelaskan. Selamat belajar! Simak Video "Apotek Kimia Farma Diponegoro Surabaya Terbakar" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Ketika belajar kimia, kita pasti akan mempelajari sifat koligatif larutan. Sifat ini berkenaan dengan jenis zat terlarut. Dalam sifat koligatif larutan memiliki beberapa istilah yang terdengar mirip, tetapi sebenarnya tidak. Grameds, dapat belajar mengenai sifat koligatif larutan melalui paparan di bawah ini. Untuk menambah pengetahuan mengenai sifat koligatif karutan, Grameds juga dapat mengadopsi buku-buku yang akan direkomendasikan di bawah ini. Sekilas Tentang Sifat Koligatif LarutanKonsentrasi Larutan1. Molaritas M2. Molalitas m3. Fraksi Mol XKlasifikasi Sifat Koligatif Larutan1. Penurunan tekanan uap P2. Kenaikan titik didih Tb3. Penurunan titik beku Tf4. Tekanan osmotik πManfaat Sifat Kologatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari1. Penurunan Tekanan Uap Pelarut2. Kenaikan Titik Didih Larutan3. Penurunan Titik Beku3. Tekanan OsmotikContoh Soal Sifat Koligatif LarutanKategori Ilmu KimiaMateri Terkait Sekilas Tentang Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi zat terlarutnya. Dasar dari hukum sifat koligatif adalah hukum Roult. Kata koligatif sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni colligare yang berarti berkumpul bersama. Maka sifat ini bergantung dengan pengaruh kebersamaan kolektif semua partikel dan tidak pada sifat juga keadaan partikel. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak zat terlarut maka sifat koligatif semakin besar. Sifat koligatif merupakan sifat yang hanya memandang kuantitas bukan kualitas. Sifat larutan seperti warna, kekentalan viskositas, dan warna menjadi sifat-sifat yang bergantung pada jenis zat terlarut. Sebuah larutan yang memiliki sifat koligatif harus memenuhi dua asumsi. Pertama zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi pada uapnya. Kedua, zat terlarut tidak larut dalam pelarut padat. Konsentrasi Larutan Jumlah partikel zat yang terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dalam suatu besaran, yakni konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan terdiri dari molaritas M, molalitas m, dan fraksi mol X. Berikut penjelasan ketiganya. 1. Molaritas M Molaritas merupakan banyaknya mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung molaritas. Keterangan M = molaritas M n = mol zat mol V = volume L atau mL ρ = massa jenis gr/mL m = massa terlarut gr Mr = molekul relatif gr/mol % = persen kadar zat 2. Molalitas m Molalitas m menyatakan banyaknya molzat terlarut dalam setiap gram pelarut. Berikut rumus molalitas. Keterangan m = molalitas m p = massa pelarut gr gr = massa terlarut gr Mr = molekul relatif gr/mol 3. Fraksi Mol X Fraksi mol X menyatakan perbandingan banyaknya mol dari zat pelarut dan pelarut terhadap jumlah mol seluruh komponen dalam larutan. Dalam suatu larutan terdapat 2 fraksi mol, yakni fraksi mol terlarut Xt dan fraksi mol pelarut Xp. Berikut rumus fraksi mol. Keterangan Xt = fraksi mol terlarut nt = mol terlarut Xp = fraksi mol pelarut np = mol pelarut p = massa pelarut gr Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. Klasifikasi Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan merupakan sifat laritan yang tidak bergantung dengan jenis zat yang terlarut, tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat yang terlarut dalam larutan. Sifat koligatif larutan diklasifikasikan menjadi 4 kategori. Keempat kategori tersebut terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, dan tekanan osmotik hanya akan dapat dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Hal tersebut berbeda dengan sistem pelarut yang terdiri dari pelarut dan terlarut,. Keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan suatu perubahan tertentu pada keempat sifat pelarut tersebut. Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut. Sedangkan, zat terlarut non volatile cenderung menurunkan tekanan uap jenuh larutan. Perubahan tekanan uap akan berdampak pada titik didih dan titik beku larutan sehingga terjadi sifat koligatif larutan. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai klasifikasi sifat koligatif larutan. 1. Penurunan tekanan uap P Penguapan merupakan peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair maka semakin mudah zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap maka semakin besar pula tekanan uap jenuhnya. Tekanan uap merupakan jumlah atau banyaknya uap yang terbentuk di atas permukaan zat cair. Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap. Di waktu bersamaan, uap tersebut akan kembali menjadi zat cair. Adapun tekanan uap jenuh merupakan tekanan yang muncul ketika terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair. Pada tahun 1880-an, F. M. Raoult, seorang ahli kimia Prancis menyatakan bahwa melarutkan zat terlarut memiliki dampak, yakni turunnya tekanan uap dari pelarut. Hukum Raoult tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. ΔP = Xt . Pᵒ Jika tekanan uap pelarut di atas larutan dilambangkan P maka P = Po – P Jika komponen larutan terdiri pelarut dan zat terlarut dengan tetapan rumus berikut Xp + Xt = 1 , maka Xt = 1 – Xp. Persamaan akan menjadi ΔP = Xt . Pᵒ Pᵒ – P = 1 – Xp Pᵒ Pᵒ – P = Pᵒ – Xp . Pᵒ Keterangan ΔP = Penurunan tekanan uap mmHg Xp = Fraksi mol pelarut Xt = Fraksi mol terlarut P° = Tekanan uap jenuh pelarut murni mmHg P = Tekanan uap larutan mmHg 2. Kenaikan titik didih Tb Titik didih zat cair merupakan suhu tetap ketika zat cair mendidih. Pada suhu itu, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan munculnya penguapan di seulur bagian zat cair. Titik didih zat cair dikur dengan tekanan 1 atmosfer. Faktanya, titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh sebab itu, penguapan partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Adapun kenaikan titik didih disebut perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni. Kenaikan titik didih dilambangkan dengan ΔTb. Berikut rumus kenaikan titik didih. ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut ΔTb = Tb – Tb° Secara umum semakin banyak zat yang terlarut dalam larutan maka kenaikan titik didih akan semakin besar. Sehingga, persamaan untuk menentukan perubahan titik didih sebanding dengan hasil kali molalitas m dengan nilai Kb pelarut. Berikut rumusnya. ΔTb = m x Kb Keterangan Tb larutan Tb = Titik didih larutan °C Tb pelarut Tb° = Titik didih pelarut °C ΔTb = Kenaikan titik didih °C m = Molalitas larutan molal Kb = Tetapan kenaikan titik didih molal °C/molal Berikut tabel tetapan kenaikan titik didih Kb beberapa pelarut yang harus diketahui dan dipahami oleh Grameds. Pelarut Titik Didih Tetapan Kb Aseton 56,2 1,71 Benzena 80,1 2,53 Kamper 204 5,61 Karbon tetraklorida 76,5 4,95 Sikloheksana 80,7 2,79 Naftalena 217,7 5,8 Fenol 182 3,04 Air 100 00,52 3. Penurunan titik beku Tf Titik beku larutan merupakan suhu ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya atau titik yang mana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah suhu ketika zat melelh atau membeku pada tekanan 1 atm keadaan normal. Titik beku pelarut murni akan menurun ketika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni. Hal ini disebabkan oleh adanya molekul-molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair karena pergerakan partikel pelarut dihalangi oleh partikel terlarut. Dengan demikian, larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni air. Penurunan titik beku ΔTf merupakan selisih titik beku pelarut Tfo dengan titik beku larutan Tf. ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan ΔTf = Tf° – Tf Menurut hukum Backman dan Raoult menyatakan bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Berikut rumusnya. ΔTf = m x Kf Keterangan Tf larutan Tb = Titik beku larutan °C Tf pelarut Tb° = Titik beku pelarut °C ΔTf = Penurunan titik beku °C m = Molalitas larutan molal Kf = Tetapan penurunan titik beku molal °C/molal Berikut tabel penurunan titik beku Kf yang dimiliki oleh beberapa pelarut. Pelarut Titik Beku Tetapan Kb Aseton -95,35 2,4 Benzena 5,45 5,12 Kamper 179,8 39,7 Karbon tetraklorida -23 29,8 Sikloheksana 6,5 20,1 Naftalena 80,5 6,94 Fenol 43 7,27 Air 0 1,86 4. Tekanan osmotik π Peristiwa osmosis merupakan proses perpindahan molekul pelarut dari satu larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari satu pelarut murni ke suatu larutan melalui selapu semipermeabel. Keberlangsungan peristiwa osmosis akan terus terjadi sampai suatu kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis tercapai. Hal tersebut ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan. Adapun tekanan osmosis terjadi ketika terdapat perbedaan volume dua larutan pada kesetimbangan yang menghasilkan suatu tekanan. Tekanan osmosis juga dapat diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis. Adapun menurut Van’t Hoff, tekanan osmotic merupakan larutan-larutan encer yang dapat dikalkulasikan dnegan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal berikut ini. PV = nRT atau П V = nRT П = MRT Keterangan П = Tekanan osmosis atm M = Molaritas mol/L R = Tetapan gas 0,082 atm L/mol K T = Suhu K n= Mol terlarut mol V = Volume larutan L atau mL Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kimia, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. Manfaat Sifat Kologatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari Berikut manfaat atau penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengelompokkannya. 1. Penurunan Tekanan Uap Pelarut Berikut manfaat penurunan tekanan uap pelarut dalam kehidupan sehari-hari. Mendapatkan benzene murni dengan pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat. Caranya dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut. Kolam apung memiliki kadar garam lebih tinggi dari kadar garam rata-rata di lautan yang mencapai 34,5 per mil. Akibatnya, air sulit menguap karena tekanan uap pelarut menurun yang disebabkan konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Oleh sebab ity, ketika berenang akan mengapung. 2. Kenaikan Titik Didih Larutan Kenaikan titik didih larutan bermanfaat dalam kehidupan, di antaranya sebagai berikut. Distilasi yang menjadi cara untuk memisahkan larutan dengan zat pelarutnya. Caranya dengan menaikkan suhu secara perlahan. Distilasi sendiri merupakan proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan. Penambahan garam ketika memasak dilakukan setelah air mendidih, Tujuannya sebagai tindak pencegahan agar pada proses pemasakan tidak terlalu lama. 3. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut. Membuat zat antibeku pada radiator mobil dengan menambahkan cairan yang sulit membeku seperti etilen glikol. Mencairkan salju di jalan raya dengan menaburi jalan raya menggunakan campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan ini akan menurunkan titik beku salju sehingga dapat kembali menjadi ari. Semakin tinggi konsentrasi garam maka akan semakin menurun titik bekunya. Membuat campuran pendingin pada es putar dengan cairan pendingin yang memiliki titik beku jauh di bawah 00 Pada pembuatan es putar dengan mencampurkan kepingan es batu dengan garam dapur dalam sbeuah bejana berlapis kayu. Pada percampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Semantara campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin dengan terus diaduk sehingga campuran membeku. 3. Tekanan Osmotik Berikut contoh tekanan osmotik yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Desalinasi air laut melalui osmosis balik seperti pada pemurnian air laut. Osmosis balik sendiri merupakan perembesan pelarut dari larutan ke pelarut atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Mesin pencuci darah yang digunakan oleh pasien penderita gagal ginjal. Mesih tersebut digunakan untuk mencuci darah, cara kerjanya menggunakan mesin dialisis. Penyerapan air oleh akar tanaman. Hal tetsebut terjadi karena dalam tanaman memiliki zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Sehingga, akan mudah diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Membasmi lintah dengan menaburkan sejumlah garam dapur NaCl ke permukaan tubuh pacet atau lintah. Mengontrol bentuk sel agar tidak pecah atau mengalami kerusakan. Untuk menambah dan mengasah kemampuan Grameds mengenai sifat koligatif larutan dapat dengan menyimak beberapa contoh soal beriku ini. Soal-soal tersebut telah dirangkum dari berbagai sumber di internet. 1. Tentukan titik didih dan titik beku larutan urea CONH22 30 gram dalam 500 gram air. Kb air = 0,52 dan Kf air = 1,86 °C/m Jawab Jadi titik beku larutan sebesar -1,860C 2. Diketahui bahwa tekanan uap air murni sebesar 100 mmHg. Jika fraksi mol NaCl adalah 10%, maka besar penurunan tekanan uap adalah… Diketahui P⁰ = 100 mmHg; Xt = 10% = 0,1; P = … ? P = Xt × P⁰ = 0,1 × 100 mmHg = 10 mmHg Jadi, tekanan uap turun sebesar 10 mmHg. 3. Larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M di antaranya KI 0,1 M CaCl2 0,1 M FeCl2 0,2 M Larutan isotonik adalah larutan yang memiliki tekanan osmotik sama. Maka kita cari terlebih dahulu besar tekanan osmotik π dari C6H12O6 0,3 M larutan non elektrolit. π C6H12O6 = M × R × T = 0,3 × 0,082 × T = 0,0246 T Selanjutnya kita cari larutan yang memiliki π sama dengan π C6H12O6, yaitu sebesar 0,0246 T. KI 0,1 M larutan elektrolit kuat, maka α = 1 KI → K+ + I– n = 2 π KI = M × R × T × I π KI = 0,1 × 0,082 × T × 1+n-1α π KI = 0,0082 T × 1+2-11 π KI = 0,0164 T CaCl2 0,1 M larutan elektrolit kuat, maka α=1 CaCl2 → Ca2+ + 2Cl– n = 3 π CaCl2 = M × R × T × i π CaCl2 = 0,1 × 0,082× T × 1+n-1α π CaCl2 = 0,0082 T × 1+3-11 π CaCl2 = 0,0246 T FeCl2 0,2 M larutan elektrolit kuat, maka α=1 FeCl2 → Fe2+ + 2Cl–n = 3 π FeCl2 = M× R × T × i π FeCl2 = 0,2 × 0,082 × T × 1+n-1α π FeCl2 = 0,0164 T × 1+3-11 π FeCl2 = 0,0492 T Jadi, larutan yang isotonik dengan C6H12O6 0,3 M adalah larutan CaCl2 0,1 M. 4. Tekanan uap jenuh air pada suhu 28⁰C adalah 100 mmHg. Apabila 30 gram urea Mr=60 dilarutkan dalam 2 mol air tersebut, maka tekanan uap larutan pada suhu yang sama sebesar … mmHg. Diketahui P⁰ air = 100 mmHg; Mr urea = 60 gram/mol; Massa urea = 30 gram; n. air = 2 mol; P = … ? P = Xp × P⁰ P = Xp × P⁰ = 0,8 × 100 mmHg = 80 mmHg Jadi, tekanan uap larutan urea tersebut sebesar 80 mmHg. Untuk lebih memahami sifat koligatif larutan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kimia, Grameds dapat belajar melalui buku di bawah ini. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
berikut merupakan sifat koligatif larutan kecuali